Selain Danau Toba, kain ulos menjadi maskotnya Sumatera Utara. Kain ini sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat Batak Toba kuno hingga sekarang. Kain ulos juga menjadi oleh-oleh khas Sumatera Utara. Jenis- jenis ulos Batak Toba juga ada banyak dengan filosofi masing-masing.
Indonesia sendiri memang terkenal dengan beragam suku dan masyarakat serta budayanya. Selain batik Jawa dan songket dari Palembang, kain ulos tanah Batak di Sumatera Utara juga tidak kalah bagusnya. Apa saja jenis kain ulos dari Batak Toba?
Jenis-jenis Kain Ulos
Salah satu tempat yang bisa dilihat cara pembuatan kain ulos adalah Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba.
Di Pulau Samosir, banyak pengrajin yang menggunakan alat tradisional kain ulos. Para pengrajin dari Pulau Samosir dikenal dengan keahliannya dalam membuat kain ini.
Salah satu tempat pembuatan kain ulos di Pulau Samosir adalah desa Parbaba. Wisatawan juga bisa mencoba membuat kain ulos dengan alat tradisional di sini.
Menurut kepercayaan Batak, ada tiga sumber kehangatan matahari, api, dan satu lagi adalah kain ulos. Suku Batak kebanyakan tinggal di perbukitan yang sejuk, selain matahari, ulos juga menjadi sumber kehangatan bagi mereka.
Kain Ulos memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat Batak. Selain digunakan dalam kegiatan sehari-hari, kain ulos juga digunakan dalam acara-acara besar seperti pernikahan, kelahiran dan pemakaman.
Ada banyak jenis ulos. Jenis yang paling penting untuk Suku Batak Toba adalah
- Ulos Ragidup
- Ulos Ragihotang
- Ulos Harungguan
- Ulos Bintang Maratur
- Ulos Sibolang
- Ulos Sitolutuho
- Ulos Sadum
Ulos Batak Toba Maskot Sumatera Utara
Boleh dibilang, Ulos yang paling suci adalah Ragiidup (pola hidup) dan terdiri dari lima panel: tiga panel di tengah, dan dua panel samping. Ujung bagian tengah disebut pinar halak (penggambaran manusia): satu sisi adalah pinar halak bapa yang melambangkan laki-laki.
Adapun sisi lainnya adalah pinar halak boru yang melambangkan perempuan. Kedua ujung ini dihubungkan oleh centerfield yang terdiri dari pola garis.
Teknik yang paling membedakan dan khusus untuk ulos ini disebut manuluki (beberapa penenun menamakan teknik maraput). Meskipun pinar halak terdiri dari dua bagian, proses menenun dilakukan dengan satu lilitan terus menerus.
Teknik manuluki digunakan untuk menyambung pinar halak dengan pola garis tengah, saat masih dalam bentuk lilitan aslinya, tanpa dipotong atau dijahit.
Selain manuluki, beberapa teknik yang digunakan dalam menenun ulos adalah: tenun ikat lusi, jugia (pelengkap lusi), jungkit (pakan tambahan), melilit, dan manik-manik pakan. Satu ulos biasanya terdiri dari banyak teknik yang berbeda.
Ulos dapat ditemukan sampai hari ini di setiap pasar di Dataran Tinggi Toba, karena orang Batak Toba masih menggunakannya sampai sekarang.
Meski fungsi ulos sebagai pelindung tubuh telah digantikan oleh pakaian modern, namun simbolismenya tetap ada. Saat ini orang Batak biasanya memakainya sebagai selendang di bahu mereka dalam upacara adat khusus.
Ingin beli ulos dan berencana untuk ke Danau Toba? Jangan lupa untuk bermalam juga dan membaur dengan Suku Batak Toba.
Banyak penginapan di sini yang konsepnya menyerupai hotel mewah di Batam sehingga membuat Anda jadi lebih nyaman bermalam. Jadi, jelajahilah kekayaan alam dan budaya selama di Danau Toba.
Jenis-jenis Ulos Batak Toba, Maskotnya Sumatera Utara