Sebagai negara dengan potensi digitalisasi yang masif, McKinsey[1] melihat bahwa Indonesia dapat memanfaatkan kekuatan teknologi digital untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan. Indonesia dapat menambah lebih dari US$ 150 miliar untuk output ekonomi tahunan dalam satu dekade, sekitar 10 persen dari PDB-nya.
Sejalan dengan potensi digitalisasi di Indonesia, lahirlah Indonesia SAP User Group (ISUG). Sebagai kelompok independen, ISUG terinspirasi dari SAP user group di Jerman (DSAG) dan Amerika Serikat (ASUG) yang sudah berdiri selama 30 tahun, saling membantu antar anggota dan menjadi mitra bagi SAP dalam mengembangkan solusi dan teknologi yang relevan dengan kebutuhan pasar.
Kini, platform ISUG yang beranggotakan pengguna dari berbagai pelanggan SAP di beragam industri, akan menjadi wadah untuk saling berjejaring, berbagi mengenai manfaat yang mereka dapatkan dari investasi teknologi SAP, memberikan masukan kepada SAP tentang apa yang dibutuhkan para pengguna maupun memberikan gagasan tentang apa yang bisa SAP lakukan untuk membantu mereka agar sukses dalam perjalanan digitalisasi perusahaan di Indonesia.
Lebih luas lagi, ISUG bisa menjadi kompas bagi perusahaan – perusahaan di Indonesia yang sedang atau baru memulai digitalisasi di berbagai proses bisnis mereka. Lewat ISUG, SAP bisa memberikan gambaran langsung terkait peta jalan produk dan layanan mereka ke depan, sehingga bisa diantisipasi oleh perusahaan di Indonesia.
Singkatnya, ISUG adalah platform bagi kumpulan perusahaan untuk memaksimalkan jaringan ataupun ekosistem teknologi dan digitalisasi yang dimiliki SAP. Bersama – sama mereka bisa memaksimalkan investasi mereka di SAP, yang memberikan mereka dua hal. Pertama, manfaat secara internal sebagaimana anggota ASUG dan DSAG; saling membantu anggota lain untuk berkembang lewat jaringan dan pengetahuan yang lebih luas. Kedua, kontribusi kepada pihak eksternal.
Secara internal, peran digitalisasi yang dimiliki ISUG terasa nyata, terlebih di tengah masa pandemi seperti saat ini. Sebagai perusahaan distribusi terkemuka di Indonesia yang beroperasi di lebih dari 19 kantor cabang, 27 service centre dan 3 lokasi distribution centre di seluruh Indonesia, Kawan Lama Group mampu mempertahankan pertumbuhan bisnis melalui pemanfaatan teknologi. Adanya ISUG memberi peluang bagi Kawan Lama untuk belajar dari perjalanan digitalisasi perusahaan-perusahaan lainnya.
Secara eksternal, dengan berbagai perusahaan terkemuka menggunakan SAP sebagai platform teknologi, ISUG juga diharapkan bisa bermanfaat bagi pihak perguruan tinggi misalkan dengan menghubungkan para lulusan universitas dengan industri terkait, maupun melalui pelatihan teknis guna mempersempit jarak antara dunia pendidikan dan dunia kerja.
Sebagai bagian dari industri secara menyeluruh, ISUG juga berharap untuk bisa memberikan kontribusi bagi pemerintah selaras dengan visi pemerintah Indonesia dalam pembangunan sumber daya manusia dan digitalisasi.
ISUG memandu para anggotanya dalam mengarungi perjalanan mereka menjadi intelligent enterprise. Saat mereka melakukan digitalisasi di berbagai aspek perusahaannya masing – masing, mereka juga bisa berkontribusi secara langsung untuk mewujudkan visi digital pemerintah Indonesia.
Penulis
Dewi Saleh. Director of Information Technology, P.T. Kawan Lama Group
[1] https://www.mckinsey.com/featured-insights/asia-pacific/digital-revolution-what-it-means-for-indonesian-business