Sejak pandemi COVID-19 melanda dunia, kita semua terbiasa dengan gejala yang muncul selama infeksi aktif, seperti demam, batuk, dan kelelahan. Namun, bagi sebagian orang, efek COVID-19 tidak berhenti begitu saja setelah sembuh dari infeksi. Istilah Long COVID atau post-COVID syndrome merujuk pada serangkaian gejala yang bertahan lama setelah seseorang dinyatakan negatif dari virus SARS-CoV-2. Efek jangka panjang ini dalam berita terkini dan terupdate hari ini menyebutkan bahwa dapat mempengaruhi berbagai aspek kesehatan fisik dan mental seseorang.
Efek Jangka Panjang Long COVID
Kita bahas lebih lanjut mengenai bagaimana Long COVID dapat mempengaruhi tubuh dalam jangka panjang.
1. Kelelahan Kronis
Salah satu gejala yang paling umum dialami oleh orang yang terkena Long COVID adalah kelelahan ekstrem atau fatigue yang tidak bisa dijelaskan. Kelelahan ini tidak hanya membuat seseorang merasa lelah, tetapi juga bisa sangat mengganggu kehidupan sehari-hari mereka. Mereka yang mengalami kelelahan kronis ini sering merasa kehabisan tenaga meskipun telah tidur cukup, dan bahkan aktivitas ringan bisa terasa sangat melelahkan. Ini bukan hanya masalah fisik, tetapi juga bisa memengaruhi kualitas hidup dan kemampuan untuk bekerja atau menjalani rutinitas sehari-hari.
2. Gangguan Pernafasan dan Masalah Paru-Paru
Beberapa orang yang sembuh dari COVID-19 melaporkan gejala gangguan pernafasan yang berlangsung lama, seperti sesak napas atau batuk persisten. Gejala ini bisa terjadi meskipun infeksi awal tidak terlalu parah. Dalam beberapa kasus, Long COVID dapat merusak jaringan paru-paru dan memperburuk fungsi paru-paru, yang menyebabkan kesulitan bernafas atau penurunan kapasitas oksigen tubuh. Hal ini penting untuk dipantau secara berkala, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi pernapasan sebelumnya.
3. Masalah Kognitif: “Brain Fog”
Gejala kognitif atau yang sering disebut dengan “brain fog” menjadi salah satu tantangan bagi banyak orang yang terkena Long COVID. Brain fog mengacu pada gangguan mental yang mengarah pada kesulitan berkonsentrasi, masalah memori, serta penurunan kemampuan berpikir secara jernih. Banyak yang mengalami kesulitan untuk fokus saat bekerja, belajar, atau bahkan dalam percakapan sehari-hari. Kondisi ini bisa sangat mempengaruhi kualitas hidup dan produktivitas seseorang.
4. Gangguan Jantung dan Sirkulasi
Penelitian menunjukkan bahwa Long COVID juga dapat berdampak pada sistem kardiovaskular, dengan beberapa orang melaporkan nyeri dada, detak jantung yang cepat atau tidak teratur, serta peningkatan risiko penyakit jantung. Gejala-gejala ini biasanya muncul karena peradangan yang disebabkan oleh infeksi virus. Pada beberapa kasus, Long COVID juga berhubungan dengan gangguan pembekuan darah, yang dapat meningkatkan risiko terkena stroke atau gumpalan darah.
5. Gangguan Kesehatan Mental: Depresi dan Kecemasan
Selain masalah fisik, Long COVID juga dapat memperburuk kesehatan mental. Depresi, kecemasan, dan stres pasca-trauma (PTSD) adalah beberapa masalah psikologis yang sering dilaporkan oleh mereka yang menderita Long COVID. Kondisi fisik yang buruk dan ketidakpastian mengenai pemulihan yang memadai bisa membuat seseorang merasa putus asa atau cemas. Selain itu, isolasi sosial dan pembatasan akibat pandemi juga dapat memperburuk gejala kesehatan mental ini.
6. Masalah Pencernaan
Meski lebih jarang, beberapa orang yang mengalami Long COVID juga melaporkan gangguan pencernaan yang berkepanjangan, seperti mual, diare, atau perut kembung. Ini bisa disebabkan oleh peradangan yang terjadi di saluran pencernaan selama infeksi virus. Gejala ini terkadang bisa datang dan pergi, dan dapat memengaruhi pola makan serta kenyamanan sehari-hari.
7. Meningkatkan Risiko Penyakit Lain
Beberapa studi menunjukkan bahwa Long COVID dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan kondisi medis lain di masa depan, termasuk diabetes tipe 2 dan penyakit ginjal. Penurunan fungsi tubuh secara umum yang terjadi akibat infeksi yang tidak sepenuhnya pulih bisa memperburuk berbagai kondisi kesehatan yang sudah ada atau bahkan memicu masalah baru.
8. Dampak Pada Kualitas Hidup
Secara keseluruhan, efek jangka panjang dari Long COVID dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang. Bagi banyak orang, kembali ke kehidupan normal setelah sembuh dari infeksi COVID-19 menjadi lebih sulit dari yang dibayangkan. Kelelahan yang berkepanjangan, gangguan pernapasan, dan masalah kognitif dapat mengurangi kemampuan mereka untuk menjalani aktivitas sehari-hari, bekerja, atau bersosialisasi dengan teman dan keluarga. Hal ini dapat menyebabkan perasaan isolasi, stres, dan bahkan depresi yang lebih dalam.
9. Pengobatan dan Pemulihan Long COVID
Meskipun belum ada pengobatan khusus yang dapat menyembuhkan Long COVID sepenuhnya, banyak orang yang mengalami kondisi ini dapat merasakan perbaikan seiring waktu. Pengobatan biasanya berfokus pada manajemen gejala yang muncul, seperti penggunaan obat untuk meredakan nyeri atau stres, terapi pernapasan untuk masalah paru-paru, dan dukungan psikologis untuk kesehatan mental. Pendekatan rehabilitasi fisik dan terapi okupasi juga dapat membantu pasien mengembalikan fungsi tubuh yang terganggu.
Kesimpulan
Long COVID adalah kondisi yang semakin banyak diketahui memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan fisik dan mental seseorang. Gejala-gejala yang terus-menerus seperti kelelahan, gangguan pernapasan, masalah kognitif, dan dampak pada kesehatan mental dapat mengurangi kualitas hidup dan produktivitas. Meskipun saat ini pengobatan untuk Long COVID belum sepenuhnya mapan, pengelolaan yang tepat dan dukungan medis yang berkelanjutan sangat penting untuk membantu pasien pulih dan beradaptasi. Jika kamu atau orang terdekatmu mengalami gejala yang bertahan setelah sembuh dari COVID-19, penting untuk berkonsultasi dengan tenaga medis guna mendapatkan perawatan yang sesuai.